+62 857-9293-7245 pwpiibali@gmail.com

BALI (PIIBALI.OR.ID) — Ayahnya seorang kyai NU yang sangat dihormati. Keilmuannya diakui. Bersama para kyai lain yang mumpuni ilmunya, matang pemahamannya dan tinggi akhlaknya, beliau aktif dalam Bahtsul Masail para tokoh NU di masa itu.

KH Sami’un Jazuli, nama kyai NU yang sangat dihormati ini, merupakan sosok kyai yang aktif dalam Bahtsul Masail bersama Mbah Sahal (KH. MA. Sahal Mahfudh) dari Kajen, KH Sholeh Al-Hafidh, KH Duri Nawawi, KH Ahmad Fayumi Munji, KH Muzammil Thohir, KH Ma’mun Muzayyin, KH Abdullah Rifa’i, KH Abdul Hadi Kurdi, KH Zuhdi Abdul Manan dan sejumlah kyai lainnya.
.
Tetapi yang menjadikan Bahtsul Masail ini lebih berwibawa adalah kehadiran dua kyai paling disegani di wilayah Pati, yakni KH. Abdullah Zain Salam (Mbah Dullah Salam) serta KH. A. Suyuthi Abdul Qadir dari Guyangan. Beliau berdua lebih banyak diam selama Bahtsul Masail berlangsung, tetapi sekali berpendapat, amat didengar karena kedalaman ilmunya. Beliau berdua sangat tawadhu.
.
Kelak, Mbah Sami’un (KH. Sami’un Jazuli) mengirimkan anaknya yang bernama Ahzami untuk belajar di Guyangan, dari tingkat paling awal hingga menyelesaikan madrasah ‘aliyah. Menyelesaikan pendidikan jenjang ‘Aliyah di Pondok Pesantren Raudlotul Ulum Guyangan pada saat itu berarti telah menguasai ilmu musthalah hadis, ilmu tafsir, ushul fiqh dan berbagai cabang keilmuan lainnya. Jadi tidak dapat disamakan dengan sekedar lulus MAN di masa sekarang ini.
.
Selepas dari Guyangan –pesantren legendaris memang sering lebih dikenal dengan nama daerahnya saja— Ahzami melanjutkan pendidikan ke Timur Tengah. Kelak ia dikenal sebagai ahli tafsir. KH. Dr. Ahzami Sami’un Jazuli, begitu nama lengkapnya disebut orang, menulis beberapa buku berkaitan dengan Al-Qur’an, tetapi kesibukan utamanya ialah mengajarkan ilmu-ilmu agama sebagaimana ayahnya. Beliau juga membina lembaga pendidikan di Jatiasih, Bekasi.
.
Hari ini, kyai yang tawadhu’ tersebut telah wafat. Allah ‘Azza wa Jalla memanggilnya pulang. Semoga seluruh buku yang dituliskan, ilmu yang diajarkannya, anak-anak yang ditinggalkannya serta berbagai rintisan amal shalih yang ditegakkan menjadi ‘amal yang terus mengalirkan pahala bagi beliau. (Dedi Junaedi – Gontor News)